Aspek Penting 7 C Dalam Komunikasi di Merchandising Garments
Aspek Penting 7 C Dalam Komunikasi di Merchandising Garments
“Life is study, if you don’t study you look like not life”
Aspek Penting 7 C Dalam Komunikasi perlu diterapkan dalam semua bidang bisnis, termasuk industri garment. Perkembangan industri garment di Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Tidak hanya Buyer lokal, investor dari semua penjuru dunia mulai tertarik berinvestasi di Indonesia. Selain biaya produksi yang masih cukup murah dibandingkan di negara lain, kualitas yang dihasilkan dari produksi di Indonesia juga cukup memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya Buyer luar yang mempercayakan brand nya di produksi di Indonesia. Hal ini membuka kesempatan kerja yang cukup luas dan memberikan kesempatan bagi warga negara Indonesia untuk bersaing dan berkarir di industri garment.
Dengan adanya kepercayaan dari Buyer luar, tentunya membutuhkan skill dan pengetahuan yang luas untuk bagian tertentu dalam industri garment, misalnya bagian merchandiser. Seorang merchandiser diharuskan memiliki skill dan kecakapan tertentu untuk melakukan komunikasi dengan Buyer dan bagian lain yang terkait, misalnya dalam hal bahasa, mengingat Buyernya dari luar negeri. Merchandiser harus menjalin komunikasi yang baik dan efektif guna menyampaikan informasi yang tepat sasaran demi tercapainya produksi yang diharapkan.
Tujuan prinsip dari produsen garmen adalah untuk memastikan bahwa pengiriman pesanan dilakukan secara tepat waktu. Komunikasi yang jelas dan efektif dengan pembeli (Buyer) dan pemasok (Supplier) adalah aspek yang sangat penting dari pekerjaan merchandising ini. Seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan ini membutuhkan keterampilan komunikasi dan negosiasi yang kuat serta kemampuan visual dan analitis yang tepat sasaran. Merchandiser garment perlu berkomunikasi dengan orang orang berbeda di dunia yang memiliki budaya, bahasa, sikap, dan etika yang berbeda untuk diikuti. Komunikasi yang tepat dengan etika yang baik akan memberikan keunggulan bagi kinerja seorang merchandiser tersebut.
Bayangkan saja jika seorang atasan salah memberikan instruksi atau informasi karena keterbatasan komunikasi, pasti akan terjadi kekacauan dan bisa berimbas pada target yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk menunjang komunikasi yang efektif dalam proses merchandising, ada beberapa aspek yang minimal harus dikuasai oleh seorang merchandiser. Aspek ini bisa disebut dengan Formula Komunikasi 7 C di garments merchandising. Berikut ini adalah penjabarannya:
Setiap komunikasi yang dilakukan harus lengkap dalam semua aspek. Dalam hal ini harus menyampaikan semua fakta yang dibutuhkan oleh semua bagian yang dituju. Tidak boleh memiliki unsur ambiguitas dan mengajukan pertanyaan terkait dengan kelengkapan informasi. Memberikan informasi yang lengkap untuk meningkatkan pencapaian dalam organisasi, hal itu menghindari kerugian yang timbul karena informasi yang tidak lengkap. Dan hal ini dapat membantu dalam menghilangkan pertanyaan di benak penerima informasi (menghindari pertanyaan yang berulang ulang). Dengan informasi yang lengkap, akan membantu dalam pengambilan keputusan yang mudah dan lebih cepat, terutama di lingkungan bisnis. Kelengkapan dapat dicek dengan menggunakan aspek 6W untuk mengetahui apakah semuanya telah terjawab apa belum (Apa, Di mana, Kapan, Yang, Siapa, Mengapa).
Pesan yang disampaikan harus langsung pada intinya (to the point) tanpa bertele tele panjang lebar. Di sini komunikasi harus dilakukan dengan kata kata yang seminimal mungkin tetapi memastikan bahwa data itu lengkap. Tindakan ringkas membantu dalam menghemat waktu dan usaha sekaligus menghemat biaya. Jika pesan tidak singkat dan cenderung panjang, maka penerima informasi mungkin tidak mengerti dengan benar dan gagal fokus sehingga menyebabkan adanya kesalahan penerimaan informasi. Inti dari pesan akan hilang jika terdapat banyak informasi yang tidak relevan pada pesan yang mungkin tidak diperlukan. Informasi sebaiknya tidak bersifat berulang ulang yang membingungkan sehingga penerima informasi dapat memahami pesan dengan cepat. Keringkasan dapat membantu dalam mengkategorikan pesan secara logis dan akurat.
Baca juga: Tugas dan Fungsi Merchandiser Garment
3. Consideration (Pertimbangan)
Setiap komunikasi yang dibuat dalam organisasi harus mempertimbangkan sifatnya. Hal ini berarti bahwa penerima informasi yang dituju harus diingat selama berkomunikasi. Harus berpikir dan mempertimbangkan dari sudut pandang penerima, apakah pesan yang kita infomasikan sebelumnya dapat diterima atau tidak jika memposisikan diri sebagai penerima informasi dan akhirnya kita bisa mengambil kesimpulan mengenai jelas tidaknya informasi tersebut.
Pola pikir dari penerima, latar belakang sosial, pemahaman, tingkat pendidikan, pengetahuan teknis harus dipertimbangkan sebelum mengkomunikasikan informasi kepadanya sehingga ia akan menerima pesan yang kita sampaikan tanpa kesalahan. Harus dipastikan bahwa harga diri penerima dan emosinya tidak boleh diremehkan. Untuk memastikan bahwa pesan dipertimbangkan, harus diubah sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh penerima tetapi tidak mengesampingkan pada aspek kelengkapan dan keringkasan. Pesannya harus positif seperti menyatakan apa yang bisa dilakukan dari pada mengatakan apa yang tidak bisa dilakukan dan sekaligu harus memiliki sikap empati.
Pesan yang disampaikan harus cukup jelas untuk diterima. Saat mengomunikasikan suatu informasi pesan, harus seringkas mungkin tetapi tidak mempengaruhi kejelasan pesan. Pesan harus memiliki kelengkapan, keringkasan, pertimbangan, dan kejelasan. Seorang penerima pesan harus memahami informasi dengan jelas dan harus bebas dari ambiguitas. Kejelasan juga mengacu pada penekanan intonasi pada satu pesan atau tujuan pada satu titik dari pada mencoba menginformasikan sekaligus tanpa adanya makna yang jelas. Kejelasan mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan makna pesan. Pesan dengan kejelasan terdiri dari konten yang tepat yang disampaikan dengan jelas kepada penerima. Harus ada kejelasan dari pengirim pesan tentang informasi yang sedang disampaikan sehingga kesalahan dapat dihindari. Lebih bagus lagi jika pesan yang disampaikan disertai dengan audio visual, ilustrasi, dan sebagainya.
Hal ini merujuk pada pesan yang lebih spesifik dan tidak membingungkan. Jika pesan yang disampaikan bersifat konkret, maka penerima informasi akan mendapatkan gambar yang tepat tanpa adanya penyimpangan. Sangat penting dalam penyampaian pesan secara konkret. Ini memberikan kepercayaan diri kepada semua pihak yang terlibat dalam komunikasi. Ini melibatkan penyediaan fakta dan angka yang tepat sehingga menghindari salah tafsir maupun gagal fokus.
Baca juga: Kualifikasi Merchandiser Garment yang Baik
Hal serupa dengan aspek pertimbangan atau perhatian, kesopanan adalah aspek penting yang wajib ada ketika melakukan komunikasi. Sopan santun melibatkan pengirim dan penerima, jika keduanya bersikap sopan satu sama lain dalam proses komunikasi, maka komunikasi akan terjalin dengan baik. Pihak pengirim pesan harus mempertimbangkan pola pikir dari pihak penerima dan ia harus sopan dalam menyampaikan pesan tanpa merendahkan pihak penerima. Pihak pengirim pesan harus bersikap murah hati, sopan, tulus dan antusias tanpa mengesampingkan inti pesan yang disampaikan. Terkadang sebagai atasan, dalam menyampaikan informasi mungkin sangat singkat, tetapi ia harus memastikan bahwa ketelitian tetap ada dalam inti pesan. Pengirim pesan dapat menghilangkan pesan yang dapat melukai, membuat jengkel, atau meremehkan pihak penerima dan mencoba menggunakan frasa yang lebih positif dalam pesan tersebut.
Salah satu prinsip penting dari komunikasi yang baik adalah kebenaran. Pesan atau informasi yang disampaikan harus benar dan tidak ada kesalahan di dalamnya serta tidak ada kesalahan tata bahasa dalam komunikasi tersebut. Pesannya harus tepat, benar, dan harus sampai pada waktunya. Pesan yang benar akan meningkatkan integritas pengirim dan juga memberikan kepercayaan kepada semua pihak sehingga memiliki dampak positif pada semua pemegang kepentingan. Organisasi pesan yang sistematis akan memastikan kebenaran dalam pesan.
Dengan menerapkan aspek komunikasi 7 C di atas akan mewujudkan komunikasi yang lebih baik antara produsen, konsumen, dan supplier. Dengan mengikuti formula ini akan membantu semua pihak yang berkepentingan melakukan komunikasi dengan benar yang nantinya berdampak pada kejelasan dan kebenaran informasi. Syarat untuk menjadi merchandiser garmen yang baik adalah dengan menguasai Aspek 7 C Komunikasi di Merchandising Garments. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi rekan rekan semua, yang perlu di garis bawahi adalah aspek komunikasi 7 C ini bisa diterapkan di semua bidang pekerjaan, karena komunikasi adalah hal terpenting dalam pekerjaan. Tetap berkarya sesuai dengan minat dan bakat, mari kembangkan bersama sama apa yang kita miliki. Tetap di blog ini untuk mendapatkan update artikel selanjutnya, terima kasih atas dukungannya selama ini, see you later ^^.
Support by Garment Merchandising